Pages

Minggu, 08 Juli 2012

Review J-Dorama Majisuka Gakuen






Long time no see..
Udah lama banget ga buka blog ini, bulukan~
Langsung aja, kali ini saya bakal coba nulis Review salah satu J-Dorama yang judulnya : MAJISUKA GAKUEN.
J-Dorama ini terdiri dari 2 season, tapi pertama-tama saya akan bahas season pertama dulu. J-Dorama yang satu ini lumayan menarik perhatian saya, ga lain karena sebagian besar pemainnya adalah member AKB48 dan sister-group mereka yaitu SKE48 dan SDN48, dan mereka itu adalah Idol Group favorit saya hehe..
Sebelum dibahas, barangkali ada yang mau coba nonton, Majisuka Gakuen bisa di download
DISINI

Sekarang kita bahas satu persatu. Cekidot!

STORYLINE
Pernah nonton CROW ZERO? kalo pernah, cerita di Majisuka Gakuen (Selanjutnya disebut MajiJo) hampir mirip sama CZ, bisa dibilang versi cewek dari film CZ itu hehe..
Bagi yang belum tau, kita bahas sama-sama. serial MaJiJo ini bercerita tentang satu sekolah khusus perempuan bernama sekolah Majisuka (MajiJo), dimana sekolah tersebut terkenal dengan kenakalan para siswi-siswinya yang di Jepang sering disebut dengan istilah para Yankee (red:semacam berandalan) dan di sekolah itu terdapat berbagai Club (ato bisa disebut Geng :P) yang didirikan oleh para Yankee. 
Maeda Atsuko dan Onizuka Daruma merupakan murid pindahan yang tidak saling mengenal satu sama lain yang baru saja pindah sekolah ke MajiJo. Berbeda dengan Daruma yang selalu berlagak kuat dan selalu membuat keributan dengan berbagai geng di sekolah itu. Maeda adalah murid yang pendiam, tenang dan selalu menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Maeda tidak pernah menghiraukan keributan-keributan disekitarnya sampai suatu saat, Daruma terjepit ketika berhadapan dengan Tim Hormone, salah satu Club kuat di MajiJo sekaligus teman sekelas mereka berdua. Maeda menunjukkan sisi lain dari dirinya ketika dia mendengar salah seorang Team Hormone berkata "majisuka?" (apa kamu serius?) Maeda mengamuk dan menghajar Team Hormone habis-habisan.
Sejak kejadian itu, rumor tentang kekuatan Maeda menyebar cepat ke seluruh penjuru sekolah. Berbagai Club penasaran dan mencoba berhadapan dengan Maeda. Satu per satu orang yang menantang Maeda dikalahkan. Padahal Maeda sama sekali tidak punya niat berkelahi dengan siapapun. Rumor tersebut membuat Club terkuat di MajiJo yaitu Club Rappappa, Wind Instrument Club (Club alat musik tiup) sangat geram dan merasa posisi terkuatnya akan diruntuhkan oleh Maeda. Akhirnya mereka memutuskan untuk segera bertindak, yang mana pada waktu itu sang ketua telah lama absen karena sakit parah.
Seiring kisah persahabatannya dengan Daruma yang semakin dekat, maka dimulailah kehidupan sekolah Maeda bertarung melawan geng-geng di MajiJo sampai pertarungan dengan Rappappa yang tak terelakkan karena campur tangan seorang murid yang licik yang selalu menjadi provokator pada hampir setiap keributan di MajiJo. Ingin tau gimana akhir ceritanya? Nonton aja ya :P

My note
Alurnya bagus, sampai saya pikir alur ini seperti alur-alur yang digunakan pada anime-anime dimana tokoh utama menghadapi musuh-musuh dengan berbagai tingkatan sampai dengan menghadapi musuh terkuat (Boss). dari segi akting memang masih standar menurut saya, tapi adegan berkelahinya cukup seru dan dengan efek luka yang terlihat natural. Benar-benar menggambarkan sisi lain para member AKB48 dimana biasanya mereka tampil cantik dan cute.

CHARACTERS
Sekarang saya akan menerangkan karakter-karater yang berperan di Majisuka Gakuen ini. Yang menarik adalah pemilihan karakternya sedikit banyak berhubungan dengan kehidupan nyata para member AKB48 itu sendiri. Cekidot! 

Maeda Atsuko






Diperankan oleh Maeda Atsuko. Seorang murid yang pendiam, berpenampilan biasa saja dan banyak menghabiskan waktu membaca buku Keperawatan peninggalan sahabatnya yang telah meninggal. selain sekolah, Maeda juga bekerja paruh waktu di sebuah rumah sakit, dimana Maeda bertemu dengan Ketua Rappapa yang dirawat disana. Dia dulunya adalah seorang yankee dan mempunyai sahabat yang juga seorang yankee bernama Takahashi Minami. Ketika Minami meninggal, dia memutuskan untuk berhenti menjadi Yankee dan bersungguh-sungguh belajar untuk menjadi seorang perawat. Dia kemudian berganti penampilan dan pindah ke MajiJo, namun disana ia kembali dihadapkan dengan para Yankee dan memaksanya untuk kembali berkelahi.
Maeda terlihat kalem dan dingin, dibalik itu dia menyembunyikan kekuatan yang besar. Dia tidak suka orang-orang menyepelekan kata "sungguh-sungguh/serius" karenanya ketika ada orang yang hendak mencari keributan dengannya dan orang itu berkata "majisuka?" (sungguh?) maka Maeda akan membuka kacamatanya dan menunjukkan kekuatan sebenarnya.

Real Life : Maeda Atsuko memainkan peran utama di film ini, begitu juga dengan perannya di AKB48, dia merupakan Center sekaligus Ace bagi AKB48 dan selalu menduduki peringkat pertama pada Senbatsu (pemilihan) member favorit, semacem pemilu gitu heu..

Onizuka Daruma



Diperankan oleh Nachu dari SDN48. merupakan murid pindahan dan juga teman sekelas Maeda Atsuko yang suka membuat keributan, berlagak jagoan padahal dia tidak pandai berkelahi. Saat pertama kali masuk sekolah, dia langsung menantang geng Rappapa dan Daruma dihabisi hanya dalam waktu 7 detik. Daruma kemudian diselamatkan oleh Maeda dari Team Hormone dan sejak saat itu Daruma selalu mengikuti Maeda dan menyebutnya Atsune (Atsuko+One-san) yang berarti dia sangat menghormati Maeda. Pada awalnya Maeda merasa risih dengan daruma, tapi lama-kelamaan mereka bersahabat. Daruma juga menjadi akrab dengan Team Hormone yang juga teman sekelasnya. Gaya bertarungnya yaitu dengan membenturkan kepala. Ciri khas Daruma yaitu selalu mengeluarkan "Wing of Victory" (berupa sayap ayam) apabila memenangkan pertarungan.

Team Hormone



Disebut Team Hormone karena mereka selalu berkumpul mengelilingi panggangan dan memakan jeroan sapi yang dalam bahasa Jepang disebut Horumon. Team Hormone adalah tim yang terdiri dari murid-murid tahun kedua yang juga teman sekelas Maeda dan Daruma yang cukup menonjol dan berpotensi. mereka adalah musuh pertama Maeda.
Pada awalnya mereka memusuhi Maeda dan Daruma, mereka bahkan sempat memalak Maeda tapi Maeda tidak melawan. Pada saat mereka menghajar Daruma, barulah Maeda bertindak dan mengalahkan mereka semua. Di episode selanjutnya mereka mulai berteman dengan Daruma dan Maeda, Team Hormone juga mendukung Maeda saat Maeda melawan Rappappa.
Anggota :

  • Wota, diperankan oleh Sashihara Rino. Julukan ini diberikan kepadanya karena ia merupakan seorang wota sebelum bergabung dengan AKB48. Ia merupakan pemimpin Team Hormone. Ia tampak lebih tenang dan tegas dibandingkan anggota timnya yang lain.
  • Bungee, diperankan oleh Nito Moeno. Julukan ini diberikan kepadanya karena ia yang pertama melakukan bungee jumping di antara anggota AKB48. Ia merupakan wakil ketua Team Hormone. Dulunya ia merupakan murid yang gagal.
  • Unagi, diperankan oleh Kitahara Rie. Menurut anggota AKB48, wajah Kitahara Rie mirip Unagiinu dalam seri "Si Genius Bakabon" sehingga ia mendapat julukan demikian. Ia bertindak sebagai bagian operasional. Ia sering membawa suplai jeroan ke kelasnya untuk dipanggang bersama anggota timnya. Ia memiliki fobia terhadap larva serangga dan atas bantuan teman-temannya ia berhasil mengatasi fobia tersebut.
  • Akicha, diperankan oleh Takajo Aki. Akicha merupakan julukan resmi Takajo Aki di AKB48. Ia merupakan bendahara Team Hormone.
  • Mukuchi diperankan oleh Komori Mika. Ia merupakan anggota Team Hormone yang tidak banyak bicara, yang membuatnya mendapat julukan demikian (mukuchi artinya "diam"). Setiap mendapat kesempatan berbicara maka ia akan disela tanpa sengaja. Karena tampaknya nyaris tidak pernah bicara, maka bila Mukuchi berbicara teman-temannya akan terkejut.
Real Life : pemeran Team Hormone merupakan para Kenkyuuseis (understudies) yang cukup populer dan berpotensi, mungkin kelak ketika mereka dipromosikan jadi member AKB48, mereka akan se-cemerlang former member yang sekarang hehe..

Kabuki Sisters





Terdiri dari dua murid yang berpenampilan ala Kabuki, wajah mereka dirias ala topeng kabuki dan seragam MajiJo mereka dipadukan dengan Kimono. Team Hormone menyebut Kabuki Sisters dengan kata "lone wolf" karena mereka tidak dibawah kendali geng manapun dan selalu terlihat duduk-duduk dijalanan dan menghajar murid dari sekolah lain. Mereka adalah :
  • Ōkabuki, diperankan oleh Kasai Tomomi. Ōkabuki berarti "Kabuki sulung", merupakan si sulung dari Kabuki bersaudara. Kuda-kudanya saat berkelahi mirip dengan seorang pemain kabuki. Ia mengandalkan jurus telapak tangannya saat berkelahi. Ia menitikberatkan kekuatannya pada telapak tangannya. Setelah dikalahkan oleh Maeda, ia tidak menunjukkan tanda-tanda permusuhan. Ia menggabungkan kekuatannya bersama Daruma dan Gakuran untuk mengalahkan Black dan mengaku sebagai anggota Empat Ratu Langit bagi Maeda.
  • Kokabuki, diperankan oleh Kuramochi Asuka. Kokabuki berarti "Kabuki bungsu", merupakan si bungsu dari Kabuki bersaudara. Ia suka memberi penjelasan panjang lebar untuk hal-hal yang bisa dikatakan tanpa penjelasan panjang lebar. Ia memanggil Ōkabuki dengan sebutan "Aneki", dan tidak bermusuhan dengan Maeda setelah Ōkabuki dikalahkan.
Real Life : pasangan Kasai Tomomi dan Kuramochi Asuka tidak terlalu berhubungan sih, tetapi mereka merupakan teman se-tim yaitu AKB48 Team K.
Gakuran




Diperankan oleh Miyazawa Sae. Daruma menganggapnya sebagai seorang onabe, atau perempuan yang berdandan seperti lelaki. Meskipun terlahir sebagai perempuan, ia menganggap dirinya seorang lelaki. Maka dari itu ia selalu memakai gakuran (seragam sekolah Jepang untuk murid lelaki), yang membuatnya dijuluki Gakuran. Ia jatuh cinta pada Daruma yang berwajah besar dan mengira bahwa Daruma adalah milik Maeda sehingga berpikir bahwa ia harus mengalahkan Maeda demi mendapatkan Daruma. Ia masih menganggap Daruma seorang perempuan, sedangkan baginya Maeda adalah lelaki. Ia menantang Maeda untuk berkelahi dan akhirnya kalah. Sejak saat itu, cintanya beralih ke Maeda dan ia mengakrabkan diri dengan memanggil Maeda dengan nama kecilnya, Atsuko.
Real Life : Peran yang dimainkan Miyazawa Sae merupakan refleksi dari kehidupan nyatanya yang merupakan cewek tomboy. dia adalah salah stu wanita paling "ganteng" di AKB48. Populer dikalangan pria dan juga populer dikalangan wanita hehe..

Sanshou Shimai (Sanshou Bersaudara)




Sanshō Bersaudara adalah trio murid yankee yang berpenampilan ala lolita. Mereka tampak kecil dan lemah, namun sesungguhnya kuat saat beraksi secara kompak. Mereka menyulap ruang Kimia di sekolahnya sebagai ruang klub pribadi mereka. Di sana mereka menikmati teh dan kue. Mereka berusaha menarik perhatian dan masuk ke geng Rappappa, dan mendekati Shibuya untuk bergabung dengan Rappappa. Shibuya berjanji bahwa mereka boleh bergabung dengan Rappappa bila berhasil mengalahkan Maeda, namun mereka tidak berhasil melaksanakannya.
Choukoku




Diperankan oleh Akimoto Sayaka. Merupakan satu-satunya anggota klub Haiku di MajiJo. Ia dikenal akan fisik dan raut wajahnya yang seperti patung, yang membuatnya dijuluki "Choukoku" (dalam bahasa Jepang, choukoku berarti "patung"). Ia gemar berkelahi dan meninggalkan satu kartu puisi kepada setiap orang yang berhasil dikalahkannya. Ia pernah mencoba menghancurkan geng Rappappa, namun dikalahkan oleh Oshima Yuko, pemimpin Rappappa. Untuk mewujudkan kembali ambisinya, ia memperkuat diri dengan rajin berkelahi. Ia menghimpun 100 kartu puisi dan berencana mengalahkan 100 murid Yankee, dengan 6 kartu terakhir ditujukan kepada geng Rappappa yang terdiri dari Empat Ratu Langit (Shibuya, Black, Gekikara, Torigoya), Sado, dan Yuko. Saat kartu yang dimilikinya masih tersisa 7 lembar, ia dihasut oleh Nezumi untuk mengalahkan Maeda Atsuko terlebih dahulu sebelum menghancurkan Rappappa, setelah Maeda terkenal di sekolahnya sebagai murid pindahan yang kuat berkelahi. Pada akhirnya, ia dikalahkan oleh Maeda.
Wind Instrument Club a.k.a RAPPAPPA




RAPPAPPA, merupakan geng terkuat di sekolah Majisuka. Dibawah naungan Rappapa berdiri Four Heavenly Queens (Empat Ratu Langit) yaitu merupakan Empat Besar Rappappa, merupaka empat murid yang sangat kuat.
Rappappa disegani pada masa kepemimpinan Oshima Yuko. Meskipun Yuko dirawat di rumah sakit, reputasi Rappappa tetap terjaga karena wibawa Empat Ratu Langit. Yūko melihat potensi dalam diri Maeda dan mengangkatnya sebagai penerusnya.
Four Heavenly Queens (Empat Ratu Langit)
  • Shibuya, diperankan oleh Itano Tomomi. merupakan anggota Empat Ratu Langit yang berpenampilan gyaru (julukannya berasal dari nama tempat berkumpulnya kaum gyaru yang terkenal di Tokyo). Ia pemimpin kelompok murid gyaru.. Ia juga berhubungan dengan Shanshou Shimai. Ia dikalahkan oleh Maeda dengan sundulan kepala dalam satu kali serangan.


  • Black, diperankan oleh Kashiwagi Yuki. merupakan anggota Empat Ratu Langit. Ia terkenal sebagai yankee yang dapat bergerak sangat cepat. Ia lihai saat bersembunyi dalam kegelapan dan mengalahkan musuh-musuhnya dengan serangan mendadak dan tersembunyi. Ia dikalahkan oleh persekutuan antara Daruma, Gakuran, dan Kabuki Sisters.

  • Gekikara, diperankan oleh Matsui Rena. Julukan ini terkait dengan sifat Matsui Rena yang suka makan makanan pedas. Karaktek ini sedikit "gila" tapi manis :P. Ia senang berkelahi dan membantai musuhnya tanpa ampun. Meskipun tampaknya tak memungkinkan baginya untuk lulus sekolah, namun kepala sekolah tak membiarkannya berhenti sekolah karena semua murid Majisuka harus lulus. Setelah Shibuya dan Black dikalahkan, Gekikara turun tangan. Ia membantai para murid yankee yang sudah berdamai dengan Maeda, antara lain Kabuki Sisters, Gakuran, Choukoku, dan Team Hormone. Maeda mengalahkan Gekikara dengan susah payah. Gekikara mengakui Maeda sebagai Malaikat Kematian.


  • Torigoya (トリゴヤ Torigoya, diperankan oleh Haruna Kojima) berarti "kandang ayam". Kekuatan Torigoya tersembunyi di kandang ayam. Untuk membangkitkan kekuatannya, Torigoya harus disekap di kandang ayam. Bila kekuatannya bangkit, Torigoya memiliki kemampuan untuk membaca pikiran dan kenangan orang lain. Senjata utamanya adalah kata-kata. Kata-kata yang dibisikkannya di telinga musuhnya akan membuat musuhnya mengalami depresi.


 SADO (Wakil Ketua Rappappa)




Sado, diperankan oleh Shinoda Mariko. merupakan wakil geng Rappappa. Dalam bahasa Jepang, sado berarti "sadis". Ia merupakan mitra kerja Oshima Yuko saat berkelahi. Sejak Yuko sakit, kuasa atas Rappappa di Majisuka dipercayakan kepadanya. Ia kecewa atas sikap Yuko yang berencana memberikan kuasa atas Rappappa kepada Maeda yang telah meresahkan gengnya. Akhirnya ia turun tangan menghadapi Maeda demi reputasi geng Rappappa. Setelah berkelahi dengan sengit, ia mengakui kekalahannya atas Maeda.

Oshima Yuko (Ketua Rappappa)

 
Oshima yuko, diperankan oleh Oshima Yuko. adalah murid yankee terkuat di Majisuka sebelum kehadiran Maeda. Ia merupakan ketua geng Rappappa. Ia mengalahkan Sado dalam suatu perkelahian dan sejak saat itu mereka berteman dan menjadi mitra kerja yang baik saat berkelahi dengan murid-murid yankee dari sekolah lain. Ia menderita suatu penyakit parah dan diprediksi tidak akan berumur panjang. Ia jarang masuk sekolah karena menjalani rawat inap di rumah sakit. Ia kadang ngobrol dengan Maeda karena Maeda bekerja sambilan sebagai perawat di rumah sakit tempat Yūko dirawat. Awalnya ia tidak tahu bahwa Maeda adalah murid terkuat di sekolahnya selama ia absen. Meskipun ia sudah tahu tentang Maeda dari informasi yang diberikan Sado, ia tetap ramah kepada Maeda dan berusaha akrab dengannya. Ia juga menceritakan kehidupannya kepada Maeda, termasuk kegemarannya berkelahi, yang membuka pikiran Maeda tentang sisi lain dari suatu perkelahian. Saat kelulusan, Yūko datang ke sekolahnya dan menyerahkan kuasa atas Rappappa kepada Maeda.


Nezumi


Diperankan oleh Watanabe Mayu. Adalah murid kelas 1. Ia berencana untuk mencapai posisi tertinggi di antara murid-murid yankee di Majisuka dan berusaha menghasut sesama murid Majisuka. Ia selalu berada di pihak yang menguntungkan baginya, dan bila keadaan memburuk maka ia segera kabur. Selama musim 1 dikisahkan bahwa usahanya untuk meraih cita-citanya tidak berhasil.
Tambahan : Nezumi merupakan tokon antagonis favorit saya, otaknya cerdas, penuh perhitungan, berantemnya juga lumayan, penampilannya khas yaitu selalu memakai Hoodie dan mendengarkan musik-musik klasik, terlebih Mayuyu itu Oshi saya hehe..

Mungkin segitu dulu aja review tentang Majisuka Gakuen, mudah-mudahan bisa jadi referensi buat temen-temen yang lagi berburu film, film Jepang khususnya dan yang suka sama AKB48, wajib deh kayaknya nonton ini hehe..

Dari berbagai sumber.

Jumat, 30 September 2011

Model-Model Pembelajaran


MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya  belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep,  menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).

3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi.  Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

6. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan  melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.

8.  Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna  secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya adlaha menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan pengarahan,  membuat kesimpulan.

9.  Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan  dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi

10.  Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.

11.  Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.

12.  SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic  yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.

13.  TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok  sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
  • Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan
  • Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
  • Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa  dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar)  superior, very good, good, medium.
  • Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
  • Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
14. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.

15. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.

16.  TAI  (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok  secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

17.  STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

18.  NHT (Numbered Head Together)
NHT  adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

19.  Jigsaw
Model p[embeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, iformasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

20.  TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan  kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat  skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

21.  GI (Group Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

22.  MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub  masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi

23.  CPS (Creative Problem Solving)
Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

24.  TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.

25.  TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal,  kerja kelompok, laporan kelompok.

26.  CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

27.  SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh

28.  SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.

29.  MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembnelajaran yang mengutyamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1) lead-in  dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep

30.  KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.

31.  CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa  tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan  yang telah dimilikinya.  Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.

32.  DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa.  Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.

33.  DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan  berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan penutup.

34.  CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang,  guru memberikan wacana  bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.

35.  IOC (Inside Outside Circle)
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan  yang berbeda  dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah:  Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam,  siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya

36. Tari Bambu
Model  pembelajaran ini memberuikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.

37.  Artikulasi
Artikulasi adlah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.

38.  Debate
Debat adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.

39.  Role Playing
Sintak dari model pembelajaran ini adalah:  guru menyiapkan scenario pembelajaran,  menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut,  pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.

40.  Talking Stick
Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.

41.  Snowball Throwing
Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok,  pemanggilan ketua dan diberi tugas  membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi

42.  Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.

43.  Course Review Horay
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa  yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

44.  Demostration
Pembelajaran ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.  Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

45.  Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah:  sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

46.  Scramble
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.

47.  Pair Checks
Siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran,  penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

48.  Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya,  setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

49.  Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.

50.  Examples Non Examples
Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.

51.  Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi,  sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

52.  Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana  materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

53.  LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.

54.  Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya, balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.

55.  Generatif
Basi gneratif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi

56.  Circuit Learning
Pembelajaran ini  adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan  situasi belajar kondusif dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi

57.  Complette Sentence
Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.

58.  Concept Sentence
Proseduirnya adalah poenyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat berdasarkankata kunci, presentasi.

59.  Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah  kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.

60.  Take and Give
Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi

61.  Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah  ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.

62.  Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan computer-internet.

63.  Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.

64.  Kumon
Pembelajarn dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.

65.  Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.

Roby Maulana Putra

Sebuah Cerita